Selasa, 05 Agustus 2008

Masih adakah cinta untuk ku ( 1 )

Aku coba untuk berjalan sore hari ditaman kota melihat-lihat pemandangan kota di sore hari, ternyata tidak ada yang bisa menenangkan hatiku, kota ini yang dulu damai, sejuk, sekarang sudah seperti kota-kota lainnya macet, bising, semrawut iya semrawut seperti hati ku yang kacau, dan berantakan semua ini karena ryan , laki-laki yang sudah membangunkan aku dari tidur panjangku, laki-laki yang aku pikir menjadi pelabuhan terakhir cintaku setelah penghianatan erwin ternyata dia sama saja, ternyata dia tidak jauh berbeda dia hanya memberikan harapa kosong didalam hidup aku, setelah beberapa lama berjalan aku coba nencari bangku di taman yang ada di sebuah pohon rindang, sambil melemaskan otot-otot kaki yang ternyata sudah lumayan jauh aku berjalan.

Aku teringat beberapa waktu yang lalu pertemuan aku dengan ryan disebuat toko buku, saat itu aku sedang mencari buku yang memang sudah lama sekali aku buru, maklum buku itu susah sekali aku carinya, dan akhirnya " wah nih dia buku yang gue cari-cari, akhirnya gue temuin juga ", tapi tiba-tiba saja disaat aku hendak mengambil buku itu ada tangan lain juga yang hendak mengambil buku tersebut, " eh gue dulu neh yang liat jangan main ambil-ambil aja dong ", sesaat aku menoleh kesamping ku ternyata seorang laki-laki dengan senyumannya yang lumayan manis, padahal sich kalau dari tampang dia standar aja, tapi postur tubuhnya lumayan tinggi, mungkin aku sebahu dia, laki-laki itu tersenyum kepadaku, " oh jadi kamu juga suka yah sama buku ini, memang buku ini susah sekali dicarinya, any way kalau kamu suka ambil aja, lagian tadi kamu sendiri yang bilang kamu lihat buku ini lebih dulu, dan juga engga enak kalau harus rebutan sama cewe ", wah senyuman yang manis, sepertinya hati aku langsung luluh melihat senyuman dia, untuk beberapa saat aku sempat tertegun melihat senyuman itu, sampai akhirnya aku sadar, " oh iya gue udah lama cari buku ini, karena buku ini bagus banget, ya memang harus gue ambil coz gue yang lihat lebih dulu ", jawab ku, tiba-tiba saja dia mengulurkan tangannya seraya mengajak kenalan dan menyebutkan namanya, ryan nama aku ryan, lalu aku mengulurkan tangan ku nama gue lidya, saat berjabatan tangan dengn ryan tiba-tiba aja darah di sekujur tubuh ku mengalir dan berdesir kencang, gila perasaan apa ini, perasaan yang sudah lama tidak pernah aku rasakan dan terakhir aku rasakan itu saat aku masih bersama erwin.

pertemuan di toko buku itu meninggalkan kesan yang mendalam untuk aku dan ryan, kami pun saling bertukaran nomor telpon, dan semenjak itu aku dan ryan jadi sering berkomunikasi, banyak persamaan aku dengan dia, sama-sama suka sastra walaupun kami berdua bukan orang sastra, suka musik, dan aku selalu merasa nyaman bila berada didekat dia, waktu selalu berputar cepat bila ada didekatnya, selalu ada yang dibicarakan bila kami sedang berdua tidak pernah kehabisan kata-kata, canda dan tawa selalu menghiasi hari-hari kami, aku merasa nyaman bila didekat dia, dan anehnya aku merasa kehilangan bila dia jauh dari aku, perasaan itu sudah tidak pernah aku rasakan lagi semenjak erwin meninggalkan aku, apa mungkin aku jatuh cinta kepada ryan sedangkan aku tahu ryan sudah punya kekasih, walaupun hubungan mereka sedang tidak harmonis, apa mungkin aku jatuh cinta, aku sendiri masih ragu apakah masih ada cinta lain dalam hati aku untuk laki-laki lain selain erwin, tapi tidak bisa aku pungkiri aku selalu merindukan ryan, padahal kalau di lihat secara fisik tidak ada yang menarik dari ryan, mungkin hanya senyuman dia aja yang manis, sedangkan yang lainnya ya standar kalau diksih nilai mungkin hanya 6, karena dibandingkan mantan-mantan aku sebelumnya ryan tidak ada apa-apanya, tapi aneh aku merasa ada sesuatu yang beda aja.

waktu sudah menunjukan pukul 11 malam tapi mata ini tidak mua terpejam, susah sekali untuk di bawa tidur, ingin sekali mendengar suara ryan tapi ini sudah malam pikirku, tiba-tiba saja ponsel aku berdering ternyata ryan yang menelpon aku sempat termenung sejenak, ada apa ryan telpon aku malam-malam apa mungkin dia juga kangen sama aku, ah tapi tidak mungkin ryankan sudah punya pacar pikirku, akhirnya aku angkat ponsel ku, hallo, " malam lidya sorry malam-malam aku telpon kamu, kamu sudah tidur belum ", seraya sedikti bercanda aku jawab ya belumlah kalau sudah tidur mana mungkin aku bisa jawab telpon kamu, " oh iya, lidya aku lagi butuh temen ngobrol nich, aku ingin cerita banyak hal sama kamu, kamu maukan mendengarkan cerita aku ", ya selama ini apa pernah aku ga mau dengerin cerita kamu ry, cerita aja aku pasti dengerin ko, sepertinya suara ryan disebrang sana agak berat dan sedih banget.

akhirnya ryan bercerita kalau ternyata dia dan pacarannya sudah putusan karena pacarnya lebih memilih laki-laki lain dibandingkan dirinya, mereka sudah 2 tahun pacaran bahkan sudah hampir menikah, tapi itulah jodoh kalau bukan jodoh mau gimana lagi, ya sudah ry kamu sabar aja, mungkin dia bukan jodoh kamu dan bukan yang terbaik untuk kamu, hiburku untuk menenangkan hati ryan, " tapi ly aku tetap merasa bersalah ada satu hal yang masih mengganjal di hati aku, dan aku selalu dikejar-kejar oleh perasaan itu ", memangnya apa yang membuat kamu merasa bersalah bukannya pacar kamu yang sudah pilih cowo lain ko kamu yang merasa bersalah sich, aku jadi sedikit bingung, " gimana yach aku mau ceritain sama kamu, aku ga enak ngomongnya ", ya enakin aja, kalau masih ga enak kamu kasih aja sama kucing, canda ku untuk tidak terlau serius, " kamu tuh bisa aja, ok sebenarnya hubungan aku sama cewe aku itu sudah terlampau jauh ly, kamu ngertikan maksud aku,padahal aku siap bertanggung jawab kepada dia, tapi dia tetap memilih orang lain aku ga tau harus gimana ly ", mendengar ryan bicara seperti itu aku langsung terdiam, pikiranku langsung teringat kepada erwin, kenapa kejadian ryan hampir mirip sama aku, hanya saja ryan siap bertanggung jawab tapi pacarnya yang tidak mau, sedangkan aku erwin meninggalkan aku setelah merenggut kehormatan aku, kenapa aku harus mendengar kisah yang sama seperti kisah hidup aku.

"ly, lidya kamu tidur yach ", oh engga ko aku denegrin cerita kamu ry " tapi ko kamu diam sich ", ga apa-apa ry cerita kamu mengingatkan aku sama seseorang, tapi itu ga penting , ya kalau memang kamu siap bertanggung jawab, tapi pacar kamu itu tetap pilih yang lain itu bukan kesalahan kamu ry, kamu ga salah ya udah biarin aja, kamu harus bisa belajar lupain dia, memang butuh waktu tapi seiring berjalannya waktu aku yakin kamu bisa ry, tidak terasa aku berbicara dengan ryan di telpon hampir 3 jam, " ok terima kasih ya lydia kamu sudah mau mendengarkan cerita aku, kamu memang teman terbaik aku, kalau begitu kamu istirahat dech besok kamu kan harus kerja, selamat malam dan mimpi indah ", ok kamu juga ya ry ga usah dipikirin lagi aku yakin kamu pasti bisa, kamu juga tidur yach selamat malam dan mimpi indah juga.

semenjak kejadian itu, hubungan aku sama ryan semakin dekat karena sudah tidak ada yang membatasi kami berdua, sampai suatu hari saat ryan mengajak aku makan malam, " ly kamu ngerasa engga kalau kita itu banyak persamaannya, ya walaupun ada juga perbedaannya, lagian ga seru kalau sama semua ", iya sih ry terus memang kenapa jawab aku, " ly akmu tau kehadiran kamu itu sedikit banyak bisa ngobatin rasa kehilangan aku, semenjak di tinggal sama cewe aku, aku ngerasa jadi butuh kamu ada disamping aku, ly kamu mau engga jadi pacar aku ", sontak aku kaget mendengar ucapan ryan, didalam hati aku ak umerasa senang, tapi aku juga ragu apakah ryan sunggung-sungguh sayang sama aku, atau aku cuma jadi tempat pelarian dia aja, kamu serius yan ?, kamu bener-bener sayang sama aku ?, tanya ku, " aku serius ly, aku sayang sama kamu dan ga mau kehilangan kamu, aku ingin memulai sesuatu yang baru dengan kamu ".

aku tidak bisa menjawab apa-apa, aku hanya bisa terdiam, aku memang cinta dengan ryan aku sadar itu, tapi apakah mungkin ryan mau menerima aku, kalau tau siapa aku yang sebenarnya, pasti dia ga akan mau laki-laki dimana-mana egois dan mua menang sendiri, dan ryanpun pasti seperti itu, " lydia ko kamu diam sih, kamu kenapa, kamu ga suka yach sama aku ", pertanyaan ryan membuyarkan lamunan aku, " oh ga apa-apa ko, ry tapi kamu yakin dengan apa yang kamu bilang tadi ?, tanya ku kepada ryan, " ya yakinlah ly, kalau ga yakin mana mungkin aku bilang sama kamu ", sebenarnya ada satu hal yang belum aku certiain sama kamu ry tetang aku, dan mungkin setelah kamu tau tentang ini aku yakin kamu pasti berubah pikiran sama aku ry, " ya tapi apa ly coba cerita sama aku, aku aja sduah menceritakan semua tentang diri aku sama kamu sampai hal yang sangat pribadi dan paling buruk dalam hidup aku, jadi apa salahnya kalau aku juga tau tentang kamu dan aku janji aku tidak akan pernah berubah setelah tau itu ".

aku coba menarik nafas panjang dan akhirnya ..... to be continue

Tidak ada komentar: